Namun, jika sebaliknya, maka seorang manusia akan memiliki sifat-sifat binatang yang hanya berorientasi materi dan kesenangan syahwat. Di Dalam Al-Qur’an paling tidak ada tujuh jenis binatang yang sifat-sifatnya boleh dimiliki manusia. Demikian diuraikan oleh Ahmad Yani dalam bukunya, ‘160 Material Dakwah Pilihan.’
Pertama, seperti anjing
Anjing sangat tunduk, patuh dan setia kepada siapapun yang memberi makan dan minum, meskipun dia seorang penjahat. Manusia yang seperti anjing tidak mau tunduk kepada ayat-ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan, dihalau atau tidak ia tetap akan menjulurkan lidahnya.
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَاهُ بِهَا وَلَـكِنَّهُ أَخْلَدَ إِلَى الأَرْضِ وَاتَّبَعَ هَوَاهُ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ الْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ذَّلِكَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُواْ بِآيَاتِنَا فَاقْصُصِ الْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.” (QS: Al-A’raf: 176).
Kedua, seperti binatang ternak
Binatang ternak tidak memiliki keistimewaan, nilai jualnya hanya terletak pada beratnya, sedang binatang peliharaan karena kelebihan atau keistimewaan. Bila manusia seperti binatang ternak, kedudukannya sudah begitu rendah dari binatang peliharaan (QS. 7: 179).
Ketiga, seperti kera
Kera atau monyet adalah binatang yang serakah, keserakahan membuat orang-orang Yahudi melanggar ketentuan Allah.
وَلَقَدْ عَلِمْتُمُ الَّذِينَ اعْتَدَواْ مِنكُمْ فِي السَّبْتِ فَقُلْنَا لَهُمْ كُونُواْ قِرَدَةً خَاسِئِينَ
“Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina.” (QS. Al-Baqarah: 65).
Ironisnya, setelah melakukan pelanggaran, mereka justru tidak merasa bersalah, malah membanggakan kesalahan yang telah dilakukannya.
Keempat, seperti babi
Babi bukan hanya senang dengan kekotoran, tetapi juga tidak memiliki rasa cemburu, ia akan membiarkan perbuatan tidak senonoh yang dilakukan pihak lain terhadap keluarganya, begitulah bila manusia memiliki karakter babi dalam dirinya.
قُلْ هَلْ أُنَبِّئُكُم بِشَرٍّ مِّن ذَلِكَ مَثُوبَةً عِندَ اللّهِ مَن لَّعَنَهُ اللّهُ وَغَضِبَ عَلَيْهِ وَجَعَلَ مِنْهُمُ الْقِرَدَةَ وَالْخَنَازِيرَ وَعَبَدَ الطَّاغُوتَ أُوْلَـئِكَ شَرٌّ مَّكَاناً وَأَضَلُّ عَن سَوَاء السَّبِيلِ
“Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut ?”. Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.” [QS. Al-Maaidah: 60).
Kelima, seperti laba-laba
Dalam hidup ini banyak manusia yang berlindung kepada selain Allah. Mereka membentengi diri dengan bangunan-bangunan yang mereka persenjatai diri dengan persenjataan canggih, bahkan ada yang melindungi dirinya dengan setan dengan jampi-jampi, jimat-jimat, isim-isim dan sebagainya.
مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِن دُونِ اللَّهِ أَوْلِيَاء كَمَثَلِ الْعَنكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتاً وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui.” (QS. Al Ankabut [29]: 41).
Keenam, seperti nyamuk
Yaitu orang yang kelakuannya hanya mengganggu orang lain, sehingga tidak disukai manusia lainnya. Mencari nafkah dengan menyakiti dan mengambil hak orang lain dan bila makan suka berlebihan hingga akhirnya mati karena kekenyangan (QS. Al-Baqarah: 26).
Ketujuh, seperti keledai
Yaitu manusia bodo karena tidak konsekuen, ajaran yang datang dari Allah diyakini, tetapi diabaikannya.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَاراً بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS: Al Jumu’ah [62]: 5).
Demikianlah tujuh jenis sifat binatang yang bisa menjadi tabiat dan watak manusia. Oleh karena itu, mari bentengi diri dan keluarga agar selamat menjadi makhluk Allah yang terbaik, sehingga selamat dari menjadi manusia berkarakter binatang. Na’udzubillah.*
http://www.hidayatullah.com
No comments:
Post a Comment